Monday 17 August 2015

Cara Mudah Membuat Pakan Ikan Buatan Untuk Budidaya Pembesaran

  No comments
SeputarIkan.Com - Pakan merupakan salah satu faktor utama dalam menunjang hasil budidaya ikan guna untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Karena jika kita menggunakan pakan pelet buatan pabrik akan cukup lumayan mengeluarkan biaya budidaya. Dan untuk menekan biaya budidaya ikan kita dapat mengambil langkah untuk memberikan pakan buatan atau pakan alternatif untuk memenuhi kebutuhan asupan makanan ikan dalam budidaya. Simak di bawah ini adalah cara pembuatan pakan ikan dan nilai kandungan gizi dari hasil pakan buatan.
Pakan Ikan Buatan
Pakan Ikan Buatan : Image Source By Youtube
Bahan-Bahan Untuk Pakan Buatan

Bahan Hewani

Tepung Ikan

Bahan baku tepung ikan adalah jenis ikan rucah yang berkadar lemak rendah dan sisa-sisa hasil pengolahan. Ikan difermentasikan menjadi bekasem untuk meningkatkan bau khas yang dapat merangsang nafsu makan ikan. 

Lama penyimpanan < 11-12 bulan, bila lebih dapat ditumbuhi cendawan atau bakteri, serta dapat menurunkan kandungan lisin yang merupakan asam amino essensial yang paling essensial sampai 8%. 

Kandungan gizi :
  • Protein = 22,65%; 
  • Lemak = 15,38%; 
  • Abu = 26,65%; 
  • Serat = 1,80%; 
  • Air = 10,72%; 
  • Nilai ubah = 1,5– 3.
Cara pembuatannya :
  • Ikan direbus sampai masak, diwadahi karung, lalu diperas.
  • Air perasan ditampung untuk dibuat petis/diambil minyaknya.
  • Ampasnya dikeringkan dan digiling menjadi tepung.
Tepung Rebon dan Benawa

Rebon adalah sejenis udang kecil yang merupakan bahan baku pembuatan terasi. Benawa adalah anak kepiting laut. Rebon dan Benawa muncul pada awal musim hujan di sekitar muara sungai, mengerumuni benda yang terapung. 

Cara pembuatan : 
  • Bahan direbus sampai masak, diwadahi karung, lalu diperas; 
  • Ampasnya dikeringkan dan digiling menjadi tepung. 
Kandungan gizi : 
  • Protein: Udang rebon = 59,4% (udang rebon), 23,38% (benawa); 
  • Lemak = 3,6% (Udang rebon), 25,33% (Benawa); 
  • Karbohidrat 3,2% (Udang rebon), 0,06% (benawa); 
  • Abu = 11,41% (Benawa); 
  • Serat = 11,82% (Benawa); 
  • Air = 21,6% (Udang rebon); 5,43% Benawa ,
  • Nilai ubah: Benawa = 4–6.
Tepung Kepala Udang

1. Bahan yang digunakan adalah kepala udang, limbah pada proses pengolahan udang untuk ekspor.

2. Cara pembuatannya: 
  • Bahan direbus, dijemur sampai kering dan digiling; 
  • Tepung diayak untuk membuang bagian-bagian yang kasar dan banyak mengandung kitin.
Kandungan gizinya : 
  • Protein = 53,74%; 
  • Lemak= 6,65%; 
  • Karbohidrat= 0%; 
  • Abu= 7,72%; 
  • Serat kasar= 14,61%; 
  • Air= 17,28%.
Bahan Nabati

Dedak

Bahan dedak padi ada 2, yaitu dedak halus (katul) dan dedak kasar. Dedak yang paling baik adalah dedak halus yang didapat dari proses penyosohan beras,

Kandungan gizi : 
  • Protein = 11,35%, 
  • Lemak = 12,15%, 
  • Karbohidrat = 28,62%,
  • Abu = 10,5%, 
  • Serat kasar = 24,46%, 
  • Air = 10,15%, 
  • Nilai ubah = 8.
Dedak Gandum

Bahan: hasil samping perusahaan tepung terigu. Tepung yang paling baik untuk pakan ikan adalah “wheat pollard”

Kandungan gizi: 
  • Protein = 11,99%, 
  • Lemak = 1,48%, 
  • Karbohidrat = 64,75%, 
  • Abu = 0,64%, 
  • Serat kasar = 3,75%, 
  • Air = 17,35%, 
  • Nilai ubah = 2-3.
Jagung

Terdapat 2 jenis, yaitu:
  • Jagung kuning, mengandung protein dan energi tinggi, daya lekatnya rendah; 
  • Jagung putih, mengandung protein dan energi rendah, daya lekatnya tinggi. Sukar dicerna ikan, sehingga jarang digunakan.
Cantel/Sorgum

Berwarna merah, putih, kecoklatan. Warna putih lebih banyak digunakan. Mempunyai zat tanin yang dapat menghambat pertumbuhan, sehingga harus ditambah metionin/penyosohan yang lebih baik.

Kandungan gizi : 
  • Protein = 13,0%, 
  • Lemak = 2,05%, 
  • Karbohidrat = 47,85%, 
  • Abu = 12,6%, 
  • Serat kasar = 13,5%, 
  • Air = 10,64%, 
  • Nilai ubah = 2-5.
Tepung Terigu

Berasal dari biji gandum, berfungsi sebagai bahan perekat dengan kandungan gizi: Protein=8,9%; Lemak=1,3%; Karbohidrat=77,3%; Abu=0,06%; Air=13,25%.

Tepung Kedele
  • Keuntungan: mengandung lisin asam amino essensial yang paling essensial dan aroma makanan lebih sedap, penggunaannya ± 10%.
  • Kekurangan: mengandung zat yang dapat menghambat enzim tripsin, dapat dikendalikan dengan cara memasak.
Kandungan gizi :
  • Protein = 39,6%, 
  • Lemak = 14,3%,
  • Karbohidrat = 29,5%, 
  • Abu = 5,4%, 
  • Serat = 2,8%, 
  • Air = 8,4%, 
  • Nilai ubah = 3-5.
Tepung Ampas Tahu

Kandungan gizinya: Protein=23,55%, Lemak=5,54%, Karbohidrat=26,92%, Abu=17,03%, Serat kasar=16,53%, Air=10,43%.

Tepung Bungkil Kacang Tanah

Bungkil kacang tanah adalah ampas pembuatan minyak kacang.

  • Kelemahannya: dapat menyebabkan penyakit kurang vitamin, dengan gejala sirip tidak normal dan dapat dicegah dengan membatasi penggunaannya.
Kandungan gizi : 
  • Protein = 47,9%, 
  • Lemak = 10,9%, 
  • Karbohidrat = 25,0%, 
  • Abu = 4,8%, 
  • Serat kasar = 3,6%, 
  • Air = 7,8%, 
  • Nilai ubah = 2,7-4.
Bungkil Kelapa

Bungkil kelapa adalah ampas dari proses pembuatan minyak kelapa. Sebagai bahan ramuan dapat dipakai sampai 20%.

Kandungan gizi : 
  • Protein = 17,09%, 
  • Lemak = 9,44%, 
  • Karbohidrat = 23,77%, 
  • Abu = 5,92%, 
  • Serat kasar = 30,4%, 
  • Air = 13,35%.
Biji Kapuk/Randu
  • Bahan: bungkil kapuk yang telah diambil minyaknya.
  • Kelemahannya: Mengandung zat siklo-propenoid yang bersifat racun bius. Penggunaannya < 5%.
Kandungan gizinya : 
  • Protein = 27,4%, 
  • Lemak = 5,6%, 
  • Karbohidrat = 18,6%, 
  • Abu = 7,3%, 
  • Serat kasa = 25,3%, 
  • Air = 6,1 %.
Biji Kapas
  • Bahan: bungkil dari pembuatan minyak.
  • Kelemahannya: mengandung zat gosipol yang bersifat sebagai racun, yaitu merusak hati dan perdarahan/pembengkakan jaringan tubuh. Untuk penggunaannya harus dimasak dulu. 
Kandungan gizi : 
  • Protein = 19,4%, 
  • Lemak = 19,5%, 
  • Asam lemak linoleat = 47,8%, 
  • Asam lemak palmitat = 23,4%, 
  • Asam lemak oleat = 22,9%.
Pembuatan Pakan Buatan

Dalam menyusun ramuan untuk pakan buatan harus memperhatikan kadar zat-zat dari masing-masing bahan baku dan disesuaikan dengan kebutuhan.

Bentuk Larutan Emulsi
  • Sebutir telur itik direbus sampai masak, kemudian diambil kuningnya dan dilarutkan dalam 200 ml air.
  • Sambil diaduk, tambahkan 40 g tepung kedele halus, 5 g sagu, dan akhirnya 1 g vitamin.
  • Panaskan larutan sambil tetap diaduk, sampai diperoleh cairan kental seperti lem yang encer. Larutan siap digunakan setelah dingin.
  • Masa simpan larutan 10 jam dan digunakan untuk makanan burayak ikan yang berumur 3-20 hari.
Bentuk Larutan Suspensi
  • 20 g kedele direbus sampai masak, agar zat penghambat tumbuhnya hilang, dihaluskan dan diberi air sedikit demi sedikit, kemudian disaring dengan kain mori halus. Telur itik diberi perlakukan serupa dan yang digunakan hanya bagian yang kuning.
  • Larutan sari kedele dan larutan sari kuning telur dicampur dan diaduk merata.
  •  Digunakan untuk makanan burayak.
Bentuk Roti Kukus
  • Telur itik dikopyok sampai lumat dan berbuih. Secara berangsur-angsur ditambahkan tepung ikan, tepung terigu, dan tepung susu, sampil terus diaduk dan diberi air sedikit demi sedikit.
  • Adonan dikukus sampai masak selama 30 menit. Roti yang sudah masak didinginkan dengan kipas angin.
  • Vitamin B dan C dihaluskan, ditambah tetrasiklin yang telah dibuang kapsulnya dan beberapa tetes vitamin A+D-pleks dan Kalsidol.
  • Roti kukus yang telah dingin, dibentuk menjadi gumpalan kecil-kecil, kemudian dioleskan pada campuran vitamin dan antibiotik, sambil diremas-remas sampai campuran merata. Roti dapat disimpan dalam lemari es selama 3 hari.
  • Sebelum digunakan sebaiknya dibuat suspensi, yaitu dengan melarutkannya dalam air melalui kain saringan halus yang ukurannya disesuaikan dengan ukuran burayak yang akan diberi makan.
Bentuk Pellet
  • Bahan untuk membuat pelet ada 2 macam, yaitu berupa: tepung kering dan gumpalan (pasta).
  • Bahan perekat dapat dicampur langsung dengan bahan lainnya saat masih kering, atau disendirikan. Bila disendirikan, bahan tersebut diseduh dulu dengan air mendidih sampai mengental seperti lem encer. Setelah itu bahan perekat dicampur dengan bahan-bahan lainnya.
  • Pencampuran bahan dimulai dengan bahan yang jumlahnya sedikit dan diakhiri dengan bahan yang jumlahnya paling banyak. Bahan yang berupa pasta dicampurkan paling akhir. Bahan perekat yang dibuat adonan tersendiri, dicampurkan paling akhir. Adonan yang masih kurang basah dapat ditambah air sedikit demi sedikit.
  • Apabila bahan perekat dicampur langsung dengan bahan-bahan lainnya, maka pembuatan adonan dilakukan dengan air panas sebanyak ± 1/4 berat bahan baku. Pengadukan dilakukan di atas api kecil, agar air tidak cepat dingin.
  • Pengadukan adonan dilakukan sampai terjadi perubahan warna.
  • Adonan didinginkan di atas tampir. Apabila menggunakan ragi, maka pencampurannya dilakukan setelah adonan dingin.
  • Bahan baku yang telah dingin dicetak dengan penggiling daging dan akan diperoleh bentuk batangan-batangan. Batangan basah tersebut dipotongpotong sepanjang 3 cm.
  • Pelet basah yang telah dipotong-potong dijemur sampai kadar airnya 10- 20%. Pengeringan dihentikan apabila pelet kering, keras dan mudah patah.
Bentuk Remah dan Tepung
  • Keduanya berasal dari pellet yang sudah kering. Pellet digiling lagi dengan penggiling kopi. Besar kecilnya ukuran butiran tergantung kendor kencangnya setelan gigi-gigi penggilas alat penggiling.
  • Tepung kasar dan halus dipisahkan dengan ayakan.
  • Untuk benih berumur 20-40 hari, mata saringnya 40-75 sampai 75-105 mikron.
  • Untuk benih berumur 40-80 hari, mata saringnya > 105 mikron.
Bentuk Lembaran
  • Kuning telur ayam dikopyok sampai lumat, sambil berangsur-angsur ditambah air 100 ml, kemudian ditambah 20 gram tepung terigu.
  • Adonan dipanaskan sambil terus diaduk sampai adonan mengental menjadi emulsiarutan emulsi yang masih panas dan encer, dioleskan tipistipis dan tipis-tipis di atas lempeng aluminium, kemudian dipanggang sampai mengering dan akan mengelupas sendiri.
  • Lapisan yang telah mengelupas, dikumpulkan. Dalam keadaan demikian mudah pecah-pecah menjadi kepingan-kepingan kecil.
Dikutip dari sumber : warintek.bantulkab.go.id

Demikian Ulasan Pembuatan Pakan Ikan Buatan Semoga Dapat Bermanfaat Aminn .... ^_^

Wednesday 12 August 2015

978 Cara Lengkap Dan Mudah Budidaya Ikan Nila Menurut Para Ahli

  No comments
978 Cara Lengkap Dan Mudah Budidaya Ikan Nila Menurut Para Ahli - Ikan nila merupan ikan konsumsi yang sangat bermasyarakat dan juga sudah di budidayakan secara komersil ikan ini juga mempunyai manfaat ikan nila bagi kesehatan tetapi sebagian orang karena tekstur dagingnya yang banyak duri akan tepapi terdapat peluang bisnis dalam budidaya ikan nila.

Spesies ikan ini tergolong ikan yang mudah berkembang biak meskipun di area yang sempit sekalipun, jadi tidak terlalu sulit untuk budidaya ikan nila ini. ada banyak macam jenis ikan nilayang dapat di budidaya.
CARA MUDAH BUDIDAYA IKAN NILA MENURUT PARA AHLI
CARA MUDAH BUDIDAYA IKAN NILA MENURUT PARA AHLI
Pembesaran ikan nila dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa sistem pemeliharaan, yaitu :
  • Kolam air tenang (KAT)
  • Kolam air deras (KAD)
  • Karamba jaring apung (KJA) di waduk/danau
  • Karamba di sungai/saluran irigasi
A. PEMBESARAN DI KOLAM AIR TENANG (KAT)

1. Konstruksi Kolam
  • Bentuk petakan tidak perlu segi empat
  • Luas petakan kolam (500-1000) MPematang kolam kokoh, kedap air dengan Iebar 50 cm
  • Saluran pemasukan dan pengeluaran terletak pada sisi yang berseberangan
  • Saringan terbuat dari kawat, bambu atau jaring/hapa yang diletakkan pada saluran pemasukan dan pengeluaran
  • Kedalam kolam berkisar antara (0,5-1,5) m
  • Parit keliling atau diagonal dengan kedalaman antara (20-50) cm dengan Iebar berkisar antara (50-200) cm. 
2. Persiapan Pemeliharaan
  • Penjemuran kolam sampai tanah dasar menjadi retak-retak selama 4-7 hari
  • Pemberian kapur tohor dengan dosis 25-50 g/M2
  • Pemupukan dasar berupa pupuk organik dengan dosis 250-500 g/m2 dan pupuk anorganik seperti urea 15 g/ M2, TSP 10 g/ M2, dan NH4NO315 g/M2, untuk menumbuhkan plankton. Pupuk yang digunakan ditebarkan secara merata di dasar kolam.
3. Padat Penebaran Benih

    I 5-10 ekor/  M2 ukuran 8-12 cm atau bobot  ±15-20 g/ekor

4. Pemberian Pakan
  • Selain pakan alami yang tersedia di kolam, diberikan juga pakan tambahan (pellet) dengan kadnugan protein minimal 28%
  • Frekuensi pemberian pakan 2-3 kali sehari yaitu pagi, siang, dan sore hari
  • Jumlah pakan yang diberikan sebanyak 3-5% dari bobot biomassa ikan perhari tergantung dari umur dan bobot ikan
5. Pengelolaan Air

    Sumber air dapat berasal dari sungai, mata air, sumur atau air hujan
    Kondisi air yang ideal memiliki temperatur 28-30°C, pH (7-8,5), debit air ±5 Udetik/1.000 M2

6. Produktivitas

    Ukuran panen sebesar 200-300 glekor dengan lama pemeliharaan 3-6 bulan
     Produksi yang dihasilkan 1-2 Kg/M2/MT

B. PEMBESARAN DI KOLAM AIR DERAS (KAD)

1. Konstruksi Kolam

Untuk mendapatkan hasil yang maksimal kita yang kita lakukan adalah menerapkan semua ketentuan yang ada di bawah ini :
  • Bentuk kolam segi empat atau oval
  • Volume kolam 1 30 m3
  • Kolam terbuat dari pasangan bata/batu (beton)
  • Kedalaman air berkisar antara 1-1,5 m
  • Saluran air pemasukan dan pengeluaran terletak pada sisi yang bersebrangan
  • Kemiringan dasar kolam sekitar 1% 
  • Saringan pada saluran pemasukan dan pengeluaran terbuat dari kawat atau besii tahan karat
2. Padat Tebar Benih

Pada bagian tebar benih kita lalukan dengan padat tebar 75-100 ekor/Mdengan ukuran 20-30 g/ekor. karena ikan jenis ini termasuk ikan yang suka bergerobol dan akan menjadikan mereka menjadi nafsu makan bertambah.

3. Pemberian pakan

Ikan nila bukan termasuk ikan yang rakus jadi pemberian pakan cukup dengan frekuensi sebagai berkut :
  • Jumlah pakan yang diberikan 3-5%/bobot biomas perhari
  • Frekuensi pemberian pakan 3 kali perhari yaitu pagi, siang dan sore hari
4. Produktivitas

    Bobot ikan hasil panen 600-800 g l ekor dengan lama pemeliharaan 5-6 bulan
    Produksi yang dihasilkan 30-50 Kg/M3/MT
    Volume kolam ± 30 M3

C. PEMBESARAN DI KERAMBA JARING APUNG (KJA)

1. Wadah Budidaya

Kerangka

    Bahan                : kayu tahan air, bambu atau besi yang di cat anti karat
    Ukuran              : 7 x7 M2
    Bentuk              : persegi

Pelampung

    Bahan                : styrofoam, drum
    Bentuk               : silindris
    Volume              : 200 L (0,2 M3)
    Jumlah               : minimal 8 buah per jaring

Tali jangkar

    Bahan                : polyetylena (PE)
    Panjang             : 1,5 kali kedalaman perairan
    Jumlah               : 5 utas perjaring
    Diameter            : 0,75 inchi

Jangkar

    Bahan                : besi, blok beton, batu
    Bentuk               : segi empat
    Berat                  : minimal 40 Kg/buah
    Jumlah               : 5 buah/jarring 6

Jaring

    Bahan                      : polyetylene (PE 210 D/12)
    Ukuran mata jaring : 1 inchi
    Warna                      : hijau
    Ukuran jaring          : (7 x 7 x 2,5) M3

2. Padat Penebaran Benih

    50-70 ekor/ M3 dengan ukuran 30-50 g/ekor

3.  Pemberian Pakan
  • Selain pakan yang tersedia diperairan umum (waduk/danau), harus diberi pakan tambahan buatan dengan kandungan protein minimal 28%
  • Frekuensi pemberian pakan minimal 2-3 kali/hari yaitu pagi, siang dan sore
  • Jumlah pakan yang diberikan 3-5% perhari/bobot biomas
4. Produktivitas

Bobot ikan yang dihasilkan 250-300 glekor dengan lama pemeliharaan 3-4 bulan (10-15 Kg/m3/MT) atau 2 500 glekor dengan lama pemeliharaan 6 bulan (20-30 Kglm3/MT)

D. PEMBESARAN DI KARAMBA

1. Wadah Budidaya
  • Bahan dasar kayu atau bambu
  • Ukuran karamba dapat bervariasi tergantung pada luas dan kedalaman perairan. Untuk saluran irigasi atau sungai kecll umumnya berukuran (2 x 1 x 1) m3, sedangkan untuk sungai sungai berukuran besar atau danau berukuran (4 x 2 x 2) m3‘
  • Pemasangan karamba untuk perairan sungai atau saluran irigasi yang ukurannya kecll dan dangkal dapat diletakkan tenggelam di dasar perairan.
  • Pemasangan karamba untuk perairan sungai yang cukup lebar dan dalam atau perairan danau/waduk dengan kedalaman lebih dari 2 m, maka petakan karamba memerlukan pelampung agar posisi karamba terapung
  • Pelampung yang digunakan antara lain drum atau styrofoam. 
2. Persiapan Pemeliharaan
  • Pembuatan karamba dari bambu atau kayu
  • Untuk karamba yang diletakkan setengah terapung di permukaan air harus dilengkapi dengan pelampung
  • Agar karamba tidak hanyut terbawa arus maka diikat dengan tali yang diikatkan pada pasak di tepi sungai atau memakai jangkar. Untuk karamba yang diletakkan di dasar aungai atau saluran, diikatkan pada (minimal) 4 buah kayu/bambu yang di dekat petakan
  • Pada sisi bagian atas karamba dibuat pintu berukuran (50x50) cmz dan diberi kunci (gembok) yang berfungsi untuk memasukkan benih/pemberian pakan dan panen
3. Padat penebaran Benih

Padat tebar benih dapat di lakukan dengan ketentuan yaitu 30-40 ekor/M3ukuran 75-100 nrnm/nkn karena ikan nila termasuk jenis ikan yang hidupnya menggerombol jadi tidak masalah kepadatan tinggi. Cara Pembenihan Ikan Nila

4. Pemberian Pakan
  • Pakan yang diberikan berupa pellet dengan kandungan protein minimal 28%
  • Jumlah pakan yang diberikan sebanyak 3-5%/bobot biomass/hari.
  • Frekuensi pemberian pakan sebanyak 3 kali sehari, yaitu pagi, siang dan sore.
5. Produktivitas

    Ukuran panen : 250-300 g/ekor dengan lama pemeliharaan 3-4 bulan
    Produksi, 6-8 kg/M3.

Cara Budidaya Ikan Mujair juga sangat menguntungkan Semoga Bermanfaat Aminn ... 

Tuesday 11 August 2015

Seribu Cara Lengkap Dan Mudah Pembenihan Ikan Nila Secara Alami

  No comments
Seribu Cara Lengkap Dan Mudah Pembenihan Ikan Nila Secara Alami - Ikan nila adalah jenis ikan konsumsi air tawar. Ikan ini diperkenalkan dari Afrika, khususnya Afrika Timur, pada tahun 1969, dan kini telah menjadi ikan peliharaan yang populer di kolam air tawar di Indonesia dan hama di setiap sungai dan danau di Indonesia. Nama ilmiahnya adalah Oreochromis niloticus, dan dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Nile Tilapia.
Pembenihan Ikan Nila
Pembenihan Ikan Nila
Panjang total (moncong hingga ujung ekor) mencapai sekitar 30 cm dan kadang-kadang tidak lebih dan tidak kurang dari itu. Sirip punggung (pinnae dorsalis) dengan 16-17 duri (tajam) dan 11-15 jari-jari (duri lunak); dan sirip dubur (pinnae analis) dengan 3 duri dan 8-11 jari.Tubuh berwarna hitam atau abu-abu, dengan beberapa pita gelap melintang (garis) semakin memudar ketika ikan dewasa.

Bergaris tegak ekor, 7-12 buah. Tenggorokan, dada, sirip perut, sirip ekor dan ujung sirip punggung dengan warna merah atau kemerahan (atau kuning) saat musim berbiak.ada garis linea literalis pada fungsi trunkus adalah untuk menyeimbangkan alat saat berenang ikan yang masih kecil alat kelamin perbedaan belum terlihat. Setelah berat badannya mencapai 50 gram, diketahui perbedaan antara jantan dan betina.

Lankah - Langkah Dalam Pembenihan Ikan Nila

Menetukan Perbedaan Jantan dan Betina Ikan Nila

Perbedaan antara pejatan dan ikan betina dapat dilihat pada lubang kelamin dan karakteristik seks sekunder. Dalam ikan jantan, selain anus ada lubang dalam bentuk benjolan kecil kelamin meruncing sebagai saluran kemih dan pengeluaran sperma. jantan tubuh ikan juga lebih gelap, dengan tulang rahang meluas ke bagian belakang yang memberi kesan kokoh, sedangkan betina biasanya perut besar.

Jantan :

Warna tubuh cerah dan memiliki satu buah lubang kelamin, yang bentuknya memanjang dan berfungsi sebagai tempat keluarnya sperma dan air seni;Warna sirip memerah terutama pada saat matang kelamin.

Betina :

Warna tubuh agak pucat dan memiliki 2 (dua) buah lubang kelamin, lubang pertama. berada dekat anus, bentuknya seperti bulan sabit berfungsi sebagai tempat keluarnya telur. Lubang ke dua berada dibelakangnya, bentuknya bulat yang berfungsi sebagai tempat keluarnya air seni.

Pemilihan Induk Ikan Nila

Memilih Induk yang murni yang sesuai dengan kriterian pemijahan.

1. Pemilihan Ini di lakukan terutama pada induk betina
2. Secara Praktis menggunakan kriteria sebagai berikut :
  • Kepala kecil, tutup insang normal tidak tebal atau tidak tipis.
  • Lengkung tubuh tidak ada daerah mendatar.
  • Gurat sisi konsisten dan tidak berubah arah.
  • Rasio panjang tubuh dan tinggi normal.
  • Jumlah sirip normal dan proposional,
  • Tubuh Gemulai.
  • Perut datar dan lebar.
  • Anus dekat pangkal sirip dubur.
  • Sirip dada dan punggung bentuknya normal.
  • Kriteria ini mengacu pada SNI 01-6138-1999.
Pemeliharaan Induk Nila
  • Menghindari kontaminasi / tercampurnya antara strain (air masuk kekolam induk harus di saring).
  • Memilih ukuran induk minimal 150 - 250 gram.
  • Memberi tagging atau tandi bila memungkinkan.
  • Tidak menggunakan induk ikan yang tidak sesuai dengan kriteria.
  • Memeriksa induk secara seksama terkait dengan perubahan bentuk tubuh pada setiap harinya setiap habis pemijahan.
  • Mencegah Introduksi liar.
  • Mengeringkan kolam secara sempurna dan membuang sisa-sisa anak ikan saat panen total pemijahan.
Langkah - Langkah Pemijahan ikan nila :

Pemijahan secara alami dapat dilakukan di kolam. Ikan nila membutuhkan sarang (Ijuk) dalam proses pemijahan. Sarang di buat di dasar kolam oleh induk jantan untuk memikat induk betina tempat bercumbu dan memijah, sekaligus merupakan wilayah teritorialnya yang tidak boleh diganggu oleh pasangan lain. Kegiatan pemijahan alami meliputi antara lain;

1. Kontruksi Kolam Pembenihan

Kolam pemijahan luasnya harus disesuaikan dengan jumlah induk yang akan dipijahkan. Perbandingan jantan dan betina adalah 1 : 3 ukuran 250 - 500 gr perekor. Dengan padat penebaran 1 ekor/m2. Hal ini berdasarkan sifat ikan jantan yang membuat sarang berbentuk kobakan didasar kolam dengan diameter kira-kira 50 cm dan akan mempertahankan kobakan tersebut dari ikan jantan lainnya.

Kobakan tersebut akan digunakan ikan jantan untuk memikat ikan betina dalam pemijahan. Oleh karena itu jumlah ikan jantan setiap luasan kolam tergantung pada berapa banyak kemungkinan kobakan yang dapat dibuat oleh ikan jantan pada dasar kolam tersebut. Dinding kolam diupayakan kokoh dan tidak ada yang bocor agar

2. Pemberian pakan

Selain pakan yang tersedia di perairan umum juga di berikan pakan pelet dengan kandungan protein minimal 28 %. Frekuensi pemberian pakan minimal 2-3 kali/hari yaitu pada pagi hari dan sore hari. Jumlah pakan yang di berikan 3-5% perhari/bobot biomas.

3. Proses pemijahan

Apabila konstruksi kolam berbentuk lingkaran dengan diameter kolam 1 adalah 4 meter dan kolam 2 adalah 10 meter, serta luas kolam 3 adalah 44 meter persegi, maka padat penebaran induk adalah antara induk betina bobot ± 250 gr/ekor  dan 40 ekor jantan 250 - 300 ekor bobot = 500 gr/ekor.
Induk ikan pada saat pemijahan menempati kolam 1.

Setelah proses pemijahan berlangsung dan telur telah menetas, induk betina akan keluar dari kolam 1 ke kolam 2 untuk mengasuh anaknya. Di kolam 2 ini larva tumbuh sampai ukuran ± 1 cm, selanjutnya larva akan masuk ke kolam 3 ,sedangkan induk betina tetap pada kolam 2 karena ada sekat.

Kolam 3 hanya dapat dimasuki oleh larva dari kolam 2 ke kolam 3 larva akan terusir dari kolam 2, karena tergangguoleh induk betina yang ada.

4. Pemeliharaan
  • Pemeliharaan induk dilakukan dengan pemberian pakan tambahan 3 - 6 % perhari dari bobot ikan. 
  • Pemberian pakan dilakukan sesuai yang dibutuhkan oleh induk dan larva.
5. Penetasan Telur

Pengambilan telur ikan nila dilakukan dengan menangkap induk satu persatu. Penangkapan induk dilakukan menggunakan seser kasar dan seser halus. Kedua seser ini digunakan pada saat bersamaan. Seser kasar berfungsi untuk menangkap induk sedangkan seser halus berfungsi untuk menampung telur ikan. Seser kasar terletak terletak dibagian bawah. 

Pada saat menangkap induk dilakukan dengan hati- hati agar telur tidak dikeluarkan. Cara mengambil telur dari induk betina yaitu dengan memegang bagian kepala ikan. Pada saat bersamaan salah satu jari tangan membuka mulut dan tutup insang. 

Telur yang telah bersih dari kotoran dapat dimasukkan ke dalam corong penetasan Pelepasan telur terjadi dalam beberapa kali dalam waktu beberapa menit. Waktu yang diperlukan untuk pemijahan tidak lebih dari 10 - 15 menit. Sebaiknya induk ikan nila dipijahkan hanya selama 2 tahun saja, Selama mengerami telurnya, induk betina tidak pernah makan sehingga badannya kurus. 

Pengeraman terjadi selama 2-3 hari, dan setelah menetas larva masih dijaga oleh induknya selama 6-7 hari. Ukuran burayak/larva yang baru menetas antara 0,9 - 10 mm. Burayak yang masih ada dalam mulut induknya mengisap telur kuning yang ada pada tubuhnya selama 4 - 5 hari.

6. Pendederan Larva

Setelah larva dibesarkan hingga ukuran 2-3 cm, kemudia dilakukan pendederan untuk memperoleh benih ikan yang siap dibudidaya sesuai kebutuhan dan target. Pendederan dilakukan menggunakan kolam yang lebih luas. Padat tebar untuk pendederan benih 30-50 ekor/m2. Lama pemeliharaan benih ikan nila pada tahap ini sekitar 1-1,5 bulan. Atau, kira-kira sampai ukuran benih 10-12 cm.

Pakan untuk pendederan menggunakan pelet dengan kadar protein 20-30%. Jumlah pakan yang diperlukan 3% dari bobot tubuh ikan. Frekuensi pemberiannya 2-3 kali sehari. Namun tidak menutup kemungkinan ukuran benih yang dikehendaki pasar lebih besar dari itu.

7. Produktivitas 

Bobot ikan yang di hasilkan 250-300 gr/ekor dengan lama pemeliharaan 3-4 bulan atau lebih dari 500 gr/ekor dengan lama pemeliharaan 6 bulan.

Demikian Penjabaran Tentang Seribu Cara Lengkap Dan Mudah Pembenihan Ikan Nila Secara Alami Semoga Bermanfaat Bagi Para Pembaca SeputarIkan.Com Aminnn .... ^_^