Tuesday, 17 November 2015

Seribu Cara Lengkap Pembenihan Ikan Gurame

  No comments
Seribu Cara Lengkap Pembenihan Ikan Gurame - Ikan Gurame merupakan komoditi ikan konsumsi yang sudah marak di budidayakan baik di Negara Indonesia maupun di negara-negara lain. Terdapat puluang bisnis yang sangat menguntingkan di dalam budidaya ikan gurame kita dapat menghasilkan keuntungan yang besar. dalam pemijahan ikan tahunan ini. Karena ikan ini dikenal dagingya yang gurih dan juga manfaatnya yang banyak bagi kesehatan. Berikut adalah langkah-langkah budidaya ikan gurame :
Pembenihan Ikan Gurame
Pembenihan Ikan Gurame
Langkah-Langkah Budidaya Ikan Gurame :


Pengeringan kolam

Sebelum proses pemijahan persiapan kolam perlu di lakukan adalah kolam harus dikeringkan terlebih dahulu. Pengeringan kolam pemijahan sebaiknya dilakukan selama 2 – 3 hari. Maksud dan tujuan pengeringan kolam ini adalah untuk:
  • Membunuh bakteri jahat dan sumber penyakit yang terdapat pada kolam.
  • Menghilangkan nitrit yang ada di dasar kolam,
  • Memberikan suasana baru bagi induk ikan gurami yang akan dipijahkan, karena tanah yang kering akan memiliki bau yang khas saat terendam air yang akan merangsang induk ikan untuk memijah, dan  menumbuhkan kelekap (plankton) di pinggir-pinggir kolam sebagai persediaan pakan bagi induk gurami, dan induk siap dimasukkan ke kolam pemijahan.
Pembersihan

Pembersihan kolam di lakukan bertujan untuk menghilangkan rumput liar dan juga mempermudah dalam pembuatan sarang ikan pada nantinya budidaya berlangsung.

Pengisian air kolam

Pengisian air kolam ini dilakukan dengan ketinggian 70 – 100 cm, sehingga gurami memerlukan perairan yang airnya relatif dalam bagi pergerakannya tersebut.

Membuat kerangka sarang dan bahan pembentuk sarang,

Memasang kerangka sarang dan bahan pembentuk sarang serta tidak jauh dari sosog, dibuat para-para dari bambu untuk meletakkan ijuk, sabut kelapa atau bahan sejenis yang dapat dijadikan sarang oleh induk gurami untuk memudahkan induk gurami membuat sarang dan meletakkan telur.

Seleksi Induk

Gurame yang akan dijadikan induk berumur kurang lebih 4 tahun dengan berat 2 – 3 kg untuk jantan, dan umur minimal 3 tahun dengan berat 2 – 2,5 kg untuk betina Masa produksi optimal induk betina berlangsung selama 5 – 7 tahun.

Ciri-ciri fisik induk jantan dan betina pada ikan gurame :
  • Induk gurame jantan : dahi menonjol (nonong), dagu tebal (lebih menonjol), perut meruncing, susunan sisik normal (rebah) gerakan lincah.
  • Induk gurame betina : dahi lebih rata (tidak ada tonjolan), dagu tidak menebal, perut membundar, susunan sisik agak terbuka, gerakan agak lamban.
Kriteria kualitatif
  • Warna badan berwarna kecoklatan dan bagian perut berwarna putih keperakan atau kekuning-kuningan.
  • Bentuk tubuh pipih vertikal.
  • Hasil pembesaran benih sebar yang berasal dari induk ikan kelas induk dasar.
  • Kesehatan anggota atau organ tubuh lengkap, tubuh tidak cacat dan tidak ada kelainan bentuk, alat kelamin tidak cacat (rusak), tubuh bebas dari jasad patogen, insang bersih, tubuh tidak bengkak/memar dan tidak berlumut, tutup insang normal dan tubuh berlendir
Kriteria kuantitatif
  • Umur : Jantan (24-30 bulan) dan betina (30-36 bulan)
  • Panjang standar : jantan (30-35 cm) dan betina (30-35 cm)
  • Bobot badan : jantan (1,5-2,0 kg)dan betina (2,0-2,5 kg)
  • Fekunditas : 1.500-2.500 butir/kg (betina)
  • Diameter telur : 1,4-1,9 mm (betina)
Pemijahan

Gurame dapat bertelur sepanjang tahun, meskipun produktivitas yang lebih tinggi, terutama di musim kemarau. Hal yang harus diperhatikan untuk pemijahan pada padat penebaran, tata letak sarang, panen telur dan media pemijahan serta kualitas air. Betina ditandai dari bentuk kepala dan rahang serta bintik-bintik hitam pada sirip kelopak.

Jantan tua ini ditandai dengan adanya benjolan di kepala bagian atas, rahang bawah yang tebal terutama selama musim pemijahan dan tidak adanya bintik-bintik hitam pada kelopak sirip dada. Sedangkan induk betina ditandai dengan kepala datar, rahang atas dan bawah tipis dan bintik hitam pada kelopak sirip dada.

Padat penebaran induk 1 ekor / 5 m2 dengan perbandingan Jantan dan Betina adalah 1: 3-4. penebaran induk di kolam pemijahan dapat dilakukan secara berpasangan (sesuai rasio) dalam terisolasi atau komunal (satu kolam diisi beberapa pasangan). Betina dapat menghasilkan telur 1500 hingga 2500 butir / kg induk.

Sarang ditempatkan 1-2 m dari bahan sarang hingga kedalaman 10 -15 cm dari permukaan air. Sarang dipasang horizontal sejajar dengan permukaan air dan menghadap bahan sarang.

Bahan tempat sarang ditempatkan pada permukaan air dapat tenunan kasar dari bambu atau bahan lain diatur sedemikian rupa sehingga induk ikan dengan mudah mengambil sabut kelapa/ijuk untuk membuat sarang. Nesting dapat berlangsung selama 1 sampai 2 minggu tergantung pada kondisi dan lingkungan.

Pemeriksaan sarang yang sudah mengandung telur bisa dilakukan dengan menyentuh dan kocok perlahan sarang atau menusuk sarang menggunakan tongkat / kawat dan ayunan. Sarang yang sudah berisi telur ditandai dengan minyak / telur dari sarang ke permukaan air.

Sarang yang sudah berisi telur diangkat. Telur dipisahkan dari sarang dengan membuka sarang dengan hati-hati. Karena mengandung minyak, telur akan mengapung di permukaan air. Telur yang berwarna kuning terang di pisahkan dari telur yang berwarna keruh kuning karena telur tersebut tidak akan menetas.

Kualitas media pemijahan adalah suhu 25-30 ° C, pH 6,5 - 8,0, tingkat perputaran air 10-15% per hari dan kolam ketinggian air 40-60 cm.

Penetasan Telur

Padat tebar telur 4 sampai dengan 5 butir/1cm2 dengan ketinggian air 15 - 20 cm. Kepadatan dihitung per satuan luas permukaan wadah sesuai dengan sifat telur yang mengambang.  Untuk mempertahankan kandungan oksigen terlarut, di dalam media penetasan perlu ditambahkan aerasi kecil tetapi harus dijaga agar telur tidak teraduk.

Kualitas air media penetasan yang baik adalah suhu 29 - 30 oC, nilai pH 6,7 - 8,6 dan bersumber dari air tanah.  Bila air sumber mengandung karbondioksida tinggi, nilai pH rendah atau mengandung bahan logam (misalnya besi), sebaiknya air diendapkan dulu selama 24 jam. Telur akan menetas setelah 36 - 48 jam.

Pemeliharaan Larva

Setelah telur menetas, larva dapat terus dipelihara di corong penetasan/waskom sampai umur 6 hari kemudian dipindahkan ke akuarium.  Bila penetasan dilakukan di akuarium, pemindahan larva tidak perlu dilakukan.

Selama pemeliharaan larva, penggantian air hanya perlu dilakukan untuk membuang minyak bila minyak yang dihasilkan ketika penetasan cukup banyak.  Sedangkan bila larva sudah diberi makan, penggantian air dapat disesuaikan dengan kondisi air yaitu bila sudah banyak kotoran dari sisa pakan dan “ Faeces “.

Pemeliharaan larva di akuarium dilakukan dengan padat tebar 15 - 20 ekor/liter. Pakan mulai diberikan pada saat larva berumur 5 sampai dengan 6 hari berupa cacing Tubifex, Artemia, Moina atau Daphnia yang disesuaikan dengan bukaan mulut ikan. Kualitas air sebaiknya dipertahankan pada tingkat suhu 29 - 30 o C, nilai pH 6,5 - 8,0 dan ketinggian air 15 - 20 cm.

Pendederan

Pemeliharaan benih pada pendederan I sampai dengan V dapat dilakukan di akuarium atau kolam.  Di akuarium dilakukan sama seperti halnya pemelihaaran larva tetapi perlu dilakukan penjarangan.

Sedangkan di kolam perlu dilakukan kegiatan persiapan kolam yang meliputi pengolahan tanah dasar kolam, pengeringan, pengapuran, pemupukan, pengisian air dan pengkondisian air kolam.
  • Pengolahan tanah dasar kolam dapat berupa pembajakan, peneplokan dan perbaikan pematang kolam. 
  • Pengeringan dilakukan selama 2 - 5 hari (tergantung cuaca).

Semoga Dapat Bermanfaat Bagi Para Pembaca SeputarIkan.Com Aminn .... ^_^

No comments :

Post a Comment