Budidaya Ikan Patin Sistem PEN |
235 Cara Lengkap Budidaya Pembesaran Ikan Patin Sistem PEN - Pembesaran ikan patin sistem pen adalah alternatif lain pemanfaatan peraairan umum selain dengan keramba dan jala apung.
Usah pembesaran ikan patin dengan cara ini belum banyak berkembang di indonesia sehingga kurang populer di kalangan peternak ikan.
Pemeliharaan sistem pen ini berbeda dengan pembesaran di jala apung pada pembesaran di jala apung jala tempat budidaya mengapung di atas.
Sementara pada pembesaran sitem pen bagian-bagian tertentu misalnya pojokan atau bagian pinggir perairan yang ada cekunganya langsung di manfaatkan bagian perairan yang di pilih ini di pagari bambu atau kawat sehingga berbentuk hampang /skat yang di dalamnya dapat di jadikan tempat untuk memelihara ikan sistem pen yang memasyarakat adalah yang di lakukan di sungai.
Pembesaran ikan dengan sistem pen ini mempunyai kelebihan menjadi alternatif bagi orang yang tidak mempunyai lahan (kolam) dan juga menguntungkan secara teknis maupun ekonomis pembesaran patin dengan sistem pen memberikan nilai tambah yang tidak di miliki oleh pemelihara jala apung.
Salah satunya adalah kepadatan penebaran ikan dalam sistem pen dapat di tingkatkan karena ikan memperolek kecukupan oksigen dari air yang mengalir apalagi sistem pen tersebut di pasang di sungai karena pemeliharaan ini langsung di lakukan di alam makan tidak heran bila patin yang di besarkan pada sistem pen dapat tumbuh lebih cepat dan bergerak lebih bebas karena seperti berada di alamnya sendiri.
A. Pemilihan Lokasi
Secara umum beberapa hal yang menjadi pertimbangan pemilihan lokasi adalah kedalaman air, sumber air, bentuk dasar perairan, perlindungan dari hantaman arus yang kuat dan juga segi keamananya. Lokasi yang bagus untuk pemeliharaan sebagai berikut :
- Apabila memelihara ikan di lakukan di danau atau waduk sebaiknya di pilih lokasi pemeliharaan pada bagian teluk yang terlindung.
- Apabila pemeliharaan ikan di lakukan di sungai, sebaiknya di pilih sungai yang berarus relatif lambat dan bebas dari ancaman banjir bandang.
- Apabila pemeliharaan di lakukan di saluran irigasi, sebaiknya di pilih saluran irigasi yang mempunyai pintu pngendali banjir di bagian hulu maupun bagian-bagian tertentu akan lebih baik lagi bila lingkungan di sekitarnya bersih dari semak-semak belukar.
B. Kualitas Air
Karena merupakan perairan umum maka kendala yang akan di hadapi pada sistem pen nantinya relatidf sama dengan kendala yang di temui pada pembesaran di jala apung.
Lokasi yang bebas banjir merupakan daerah yang memang sulit di peroleh namun apabila pemeliharaan ikan dilakukan di saluran irigasi teknis maka hal ini bisa di antisipasidengan adanya pintu pengendali banjir.
Kedalaman air berhubungan dengan sifat ikan dan kemudahan pengelolaan ikan patin dapat hidup dalam sistem pen dengan baik pada air yang mempunyai kedalaman 50 - 100 cm. kedalaman air 2 m sebenarnya tapi pembuantan sistem pen pada lokasi seperti ini membutuhkan bahan yang lebih panjang dan tentusaja menambah biaya investasi selain itu pengontrolan dan pemanenan akan lebih sulit.
Kedalaman air berhubungan dengan sifat ikan dan kemudahan pengelolaan ikan patin dapat hidup dalam sistem pen dengan baik pada air yang mempunyai kedalaman 50 - 100 cm. kedalaman air 2 m sebenarnya tapi pembuantan sistem pen pada lokasi seperti ini membutuhkan bahan yang lebih panjang dan tentusaja menambah biaya investasi selain itu pengontrolan dan pemanenan akan lebih sulit.
C. Penerapan Sistem PEN
PEN di danau, waduk, dan sungai biasanya di gunakan bambau atau kawat sementara pen di salurkan irigasi lebih sederhana yaitu skat di buat dari bagian hulu dan hilir bahan skat dapat berupa bambu, kayu bahkan besi. karena ikan patin tergolong ikan berukuran besar maka pen atau hampang harus di buat kokoh agar tidak mudah di trobos. jarak antara bilah bambu atau jeruji di tentukan oleh ukuran ikan patin yang akan di pelihara.
D. Penebaran Benih
Hingga kini penelitian mengenai kepadatan penebaran yang ideal bagi patin yang di pelihara di dalam pen belum menghsilkan data yang pasti oleh karena itu kepadatan penebaran ini di anjurkan mengikuti kepadatan penebaran yang di lakukan di jala apung dapat pula di coba kepadatan penebaran secara umum yang berlaku di saluran irigasi 0,5 - 2 kg / M2 dengan ukuran lain yang di tebarkan 50-75 g/ekor. Bila ukuran ikan yang di tebarkan lebih besar maka kepadatan penebarannya di kurangi.
Untuk menghindari stres dan mempercepat aklimatisasi (penyesuaian dengan linkungan) maka penebaran ikan tetap di anjurkan pada pagi atau sore hari pada saat itu suhu air danau, wadukm atau sungai dalam keadaan stabil.
E. Pemberian Pakan
Pembesaran patin bersifat komersial sehingga pemberian pakan tambahan berupa pelet mutlak di lakukan. Pada sistem pen di danau atau waduk pemberian pakan dapat mengikuti pemberian pakan pada jala apung yaitu dengan cara di sebarkan secara langsung sementara untuk sistem pen di sugai yang mempunyai aliran lebih deras ada yang mencoba dengan memberikan pakan di tempat makanan yang khusus yang di gantung.
Tindakan ini dapat menyelamatkan pakan ikan yang belum dimakan agar pakan itu tidak hanyut terbawa arus sungai.
Tindakan ini dapat menyelamatkan pakan ikan yang belum dimakan agar pakan itu tidak hanyut terbawa arus sungai.
Lain lagi dengan pemeliharaan di saluran irigasi yang mempunyai aliran air relatif cepat. Pemberian pakan dalam hal ini di lakukan pada bagian hulu di usahakan ada tempat-tempat tertentu yang airnya mengalir agak lambat tempat itu adalah tempat yang tepat untuk mmemberikan pakan sehingga pakan dapat bermanfaat secara optimal.
Tidak ada perubahan yang mendasar terhadap jumlah pakan dan jadwal pemberian pakan antara ikan patin yang di besarka pada sistem dan jala apung. Oleh karena itu pemberian pakan untuk ikan patin yang di pelihara di sistempen pun dapat mencontoh pada sistem pemeliharaan yang di jala apung.
F. Pengontrolan
Pengotrolan ikan pada pemeliharaan sistem pen lebih repot dari pada pengontrolan ikan di jala apung hal ini dapat di maklumi karena pada pemeliharaan sistem pen ikan lebih menyatu dengan alam perairan umum sehingga resiko yang di hadapi akan semakin besar pula pada preode tertentu di sarankan di lakukan kontrol populasi kontrol populasi akan memberikan gambaran terhadap keadaan ikan secara keseluruhan.
G. Pemanenan
Secara Umum, lama pemeliharaan di sistem pen selama enam bulan selama masa pemeliharaan tersebut di harapkan patin mengalami pertumbuhan yang pesat. Semakin besar ukuran ikan pada saat di teberkan semakin besar pula ikan yang akan di panen.
Pemanenan ikan pada sistem pen sedilit lebih sulit karena ikan tidak dapat di kumpulkan pada suatu bagian tertentu hanya denga menggulung jaring pemanenan ikan pada sistem pen dengan menggiring ikan pemanenan seperti ini biasanya menyebabkan luka-luka sehingga menurunkan kwalitas ikan. Baca Juga >> cara budidaya ikan baung
No comments :
Post a Comment